Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dilaporkan pada hari Senin (5/8/19) memandang bahwa Korea Utara tidak lagi melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik antar-benua (ICBM) sejak akhir tahun 2017, namun program nuklir dan rudalnya terus ditingkatkan.
PBB juga memastikan bahwa Korea Utara mengumpulkan dana baru untuk program senjata pemusnah massal (WMD) dengan menyerang pusat perdagangan mata uang virtual, di tengah sanksi ekonomi yang keras dari komunitas internasional.
Menurut kantor berita Reuters dan Associated Press, perihal tersebut dimuat dalam laporan yang diserahkan Komite Sanksi Korea Utara ke Dewan Keamanan PBB pada minggu lalu.
Menilik laporan tersebut, Korea Utara melakukan serangan peretasan terhadap pusat perdagangan mata uang virtual atau bank dengan cara yang lebih canggih dan lingkup yang lebih luas, dan berhasil mengumpulkan sebanyak 2 miliar dolar Amerika.
Dalam hal ini, harian Jepang Asahi Shimbun pada hari Senin juga turut melansir dengan mengutip laporan tersebut bahwa Korea Utara telah mengumpulkan paling banyak 2 miliar dolar Amerika melalui 35 kali serangan peretasan terhadap lembaga keuangan dan pusat perdagangan mata uang virtual, di setidaknya 17 negara mulai bulan Desember 2015 hingga bulan Mei tahun ini.
Panel pakar di Komite Sanksi Korea Utara PBB menganggap bahwa Korea Utara melanjutkan pelanggaran terhadap sanksi PBB, seperti pembelian bahan baku untuk produksi WMD dan barang-barang mewah.