Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot tajam ke kisaran 1.910.
KOSPI pada sesi perdagangan hari Selasa (6/8/19) ditutup turun 29,48 poin atau 1,51 persen dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya, yang tercatat di level 1.917,50. Angka tersebut berada di titik terendah dalam 41 bulan terakhir, yang tercatat mencapai level 1.916,66 pada tanggal 29 Februari 2016 lalu.
Harga saham teknologi KOSDAQ juga ikut turun 18,29 poin atau 3,21 persen, ditutup pada level 551,50.
Di pasar valuta asing, nilai mata uang won Korea tetap tidak berubah terhadap dolar Amerika, mengakhiri sesi perdagangan di angka 1.215,3 won per dolar, sama seperti hari sebelumnya.
Sementara itu, pemerintah Korea Selatan tengah bersiap untuk melaksanakan langkah darurat dalam menghadapi ambruknya KOSPI tersebut.
Pertama-tama, pemerintah Korea Selatan tengah mempertimbangkan langkah untuk menghindari ketidakpastian dengan membatasi jual kosong (short selling), juga melonggarkan peraturan pembelian kembali saham dari peredaran (treasury stock) atau menurunkan batas maksimal harga transaksi saham per hari.
Pemerintah juga meminta para investor untuk menahan diri dari reaksi yang berlebihan, karena saat ini Korea Selatan memiliki cadangan devisa terbesar yang pernah ada dan juga tetap mempertahankan peringkat kredit yang tinggi.
Selain itu, sistem penanggapan darurat akan dioperasikan sepanjang hari untuk meningkatkan pengawasan bursa saham, termasuk pergerakan investor asing.