Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyinggung bahwa Korea Utara adalah negara yang melakukan 'perilaku buruk', ketika ia menjelaskan kebijakan diplomasi negaranya pada hari Selasa (27/8/19) waktu setempat.
Dalam acara pertemuan veteran Amerika Serikat, Pompeo menyampaikan bahwa 'prinsip Amerika Serikat' adalah mengatakan kebenaran tentang tugas yang dihadapinya dalam bidang perdagangan dan keamanan terkait Iran, China, dan Korea Utara.
Selanjutnya Pompeo menambahkan Korea Utara menjadi yang terutama, yang tidak dapat diabaikan oleh Amerika Serikat karena perbuatannya yang buruk.
Sebelumnya, pada tanggal 22 Juli lalu dalam acara veteran yang berpartisipasi dalam perang luar negeri, Pompeo mengkritik pemerintah Amerika Serikat yang tidak mengambil tindakan apapun, meskipun Korea Utara melakukan provokasi nuklir dan rudal.
Sedangkan sebutan Pompeo kali ini, tampaknya tidak menargetkan Korea Utara secara langsung, tetapi mengumpamakan Korea Utara untuk menjelaskan 'prinsip Amerika Serikat' kepada peserta acara yang bersifat konservatif.
Oleh karena itu, Pompeo menegaskan pentingnya kerja sama komunitas internasional, tetapi tidak menyebutkan sanksi terhadap Korea Utara agar tidak menyinggung Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Sementara itu, sebutan Pompeo ini menarik perhatian karena dikeluarkan setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho pada tanggal 23 Agustus lalu, mengkritik Pompeo sebagai 'penghalang' dan 'tumbuhan beracun' dalam perundingan antara Korea Utara dan Amerika Serikat.
Sebutan kedua pemimpin diplomatik yang bertanggung jawab dalam perundingan bilateral ini tampaknya mencerminkan kondisi kedua negara saat ini.
Di sisi lain, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengungkapkan kekhawatiran atas peluncuran rudal jarak pendek Korea Utara, dan kemudian mendesak negara komunis itu agar segera melakukan perundingan dengan Amerika Serikat.
Pernyataan DK PBB tersebut dipimpin oleh Inggris, Prancis, dan Jerman, seperti halnya pada tanggal 1 Agustus lalu.
Amerika Serikat yang mengharapkan pertemuan tingkat kerja dengan Korea Utara, tidak berpartisipasi dalam pernyataan DK PBB yang mengecam Korea Utara tersebut.