Di tengah dorongan Amerika Serikat terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mencabut status 'negara berkembang' terhadap beberapa negara maju, termasuk Korea Selatan, otoritas perdagangan di Seoul menganggap baik keuntungan maupun kerugiannya tidak begitu besar dengan mempertahankan status WTO tersebut.
Seorang pejabat senior di Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya Korea Selatan pada hari Rabu (4/9/19), menyampaikan perkembangan pembicaraaan antara instansi-instansi pemerintah terkait status "negara berkembang" tersebut.
Sehubungan dengan status tersebut, Korea Selatan diberi perilakuan istimewa di sektor pertanian, ketika mendaftarkan diri dalam WTO. Sebagai hasilnya, Korea Selatan dapat menikmati berbagai subsidi WTO.
Dia menganalisis bahwa negara berkembang diizinkan subsidi sebanyak 10 persen dari volume produksi pertanian. Akan tetapi sebagian besar subsidi bagi Korea Selatan tidak melampaui 10 persen, sehingga tidak akan muncul kerugian besar yang signifikan, jika status tersebut dihapus.