Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, mengatakan pada hari Senin (30/9/19) bahwa keputusan kini ada di tangan Amerika Serikat untuk memutuskan apakah negosiasi dengan Pyongyang akan menjadi "jendela peluang atau kesempatan yang malah akan mempercepat krisis."
Duta Besar Kim membuat pernyataan itu dalam pidatonya di Sidang Umum PBB di New York, sembari menyalahkan Amerika Serikat atas pembicaraan nuklir yang mengalami kebuntuan.
Kim mengatakan bahwa sejak pertemuan puncak bersejarah pertama antara Korea Utara dan Amerika Serikat tahun lalu di Singapura, hubungan bilateral telah membuat "sedikit kemajuan," dan situasi di Semenanjung Korea belum keluar dari "lingkaran buruk" seiring dengan meningkatnya ketegangan.
Dia mengatakan kurangnya kemajuan sepenuhnya disebabkan oleh provokasi politik dan militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat, karena melakukan kebijakan permusuhan yang bersifat anakronistis terhadap Korea Utara.
Kim juga mengkritik pemerintah Korea Selatan karena "kesepakatan ganda," dengan mengklaim bahwa Korea Selatan secara terbuka menunjukkan gerakan perdamaian namun kemudian mengerahkan senjata modern Amerika Serikat dan mengadakan latihan militer bersama dengan sekutunya pada tahun ini.
Kim kemudian mengatakan dengan asumsi bahwa Amerika Serikat telah memiliki cukup waktu untuk mencari metode perhitungan baru yang dapat dibagikan dengan Pyongyang, dan Korea Utara menyatakan kesediaannya untuk duduk dengan Washington untuk diskusi komprehensif.
Dia mengatakan sekarang keputusan ada di tangan Washington untuk mengubah negosiasi ke depannya menjadi "jendela peluang" atau "kesempatan yang akan mempercepat krisis.“