Sebuah festival seni di Jepang pada hari Selasa (8/10/19), melanjutkan kembali pameran "Patung Seorang Gadis Perdamaian" yang mewakili para korban perbudakan syahwat di masa perang, 65 hari setelah pameran ditarik karena ancaman dan protes di masyarakat setempat.
 
Menurut kantor berita Jepang Kyodo News, Gubernur Provinsi Aichi, Hideaki Omura, yang menjabat sebagai kepala komite eksekutif festival seni Triennale Aichi, mengatakan dalam konferensi pers pada hari Senin (7/10/19) bahwa festival akan membuka kembali pameran itu mulai hari Selasa ini.
 
Gubernur mengatakan keputusan itu dibuat untuk menjalankan acara seni terbesar di Jepang ini dengan lancar.
 
Karya seni, berjudul "Patung Seorang Gadis Perdamaian," akan ditampilkan selama satu minggu hingga festival itu ditutup pada hari Senin (14/10/19) depan.
 
Langkah-langkah keamanan, seperti sistem pemesanan terlebih dahulu dan pembatasan masuknya 30 orang sekaligus ke ruang pameran dilaporkan akan diperkenalkan untuk pembukaan kembali pameran kali ini.
 
Pameran sebelumnya ditutup pada awal bulan Agustus setelah penyelenggara dilaporkan menerima ancaman atas "Patung Seorang Gadis Perdamaian."