Akibat meningkatnya keprihatinan terhadap penyebarluasan virus Flu Babi Afrika (ASF) oleh babi liar, pemerintah Korea Selatan mengizinkan penggunaan senjata api untuk menangkap babi liar.
Menteri Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Korea Selatan, Kim Hyun-soo menyatakan hal tersebut pada hari Minggu (13/10/19) dan akan menangani babi liar setelah membagi wilayah ke empat sektor.
Wilayah Cheorwon dan sejumlah daerah di Yeoncheon ditetapkan sebagai wilayah berisiko penularan. Pihaknya akan menangkap babi liar dengan menggunakan perangkap setelah memasang pagar besi di sekitar sungai dan jalan.
Di ruang lingkup seluas 300 kilometer persegi dari lokasi penemuan babi liar, pihaknya akan menangkap babi liar dengan menggunakan senjata api.
Langkah-langkah tersebut diambil karena virus ASF terus ditemukan di babi liar di daerah Cheorwon, dan Yeoncheon.
Lembaga Penelitian Lingkungan Hidup Nasional Korea Selatan (NIER) menyatakan bahwa virus ASF ditemukan di dua ekor babi liar yang tewas di dalam kawasan yang dilarang akses bagi warga sipil di Cheorwon pada tanggal 12 Oktober lalu.
Hingga kini, jumlah bangkai babi liar yang ditemukan positif terjangkit virus ASF mencapai lima ekor.
Para pakar menaruh keprihatinan atas penyebarluasan virus melalui babi liar karena lingkup pergerakan babi liar yang cukup luas dan kegiatan babi liar yang aktif di masa kopulasi.