Korea Selatan dan Indonesia mempercepat negosiasi ulang untuk pembagian biaya pengembangan pesawat generasi terbaru, tipe KF-X/IF-X, menjelang kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ke Korea Selatan pada akhir bulan ini untuk menghadiri KTT khusus antara Korea Selatan dan ASEAN di Busan.
Kedua negara mengeluarkan total dana sebesar 8,7 triliun won sejak tahun 2015 untuk mengembangkan pesawat tempur generasi terbaru sampai tahun 2026 mendatang.
Indonesia menanamkan modal sebesar 20 persen dari seluruh biaya proyek, dan akan memproduksi 48 unit pesawat tempur setelah menerima satu unit pesawat prototipe dan basis teknologi Korea Selatan. Namun, Indonesia menunda pembayaran biaya sejak akhir tahun 2017 lalu akibat kesulitan ekonomi, sehingga uang senilai 301 miliar won hingga saat ini masih belum dibayar.
Ketika Presiden Jokowi mengunjungi Korea Selatan pada bulan September lalu, dia meminta kepada Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk menurunkan biaya yang dibagi sebesar 5 persen, dan dua negara pernah bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan antara bulan Oktober dan Desember tahun lalu.
Tenggat waktu telah selesai, namun tim negosiasi dua negara tetap berusaha untuk mencapai kesepakatan menjelang akhir bulan ini.