Institut Pembangunan Korea (KDI) menilai kondisi ekonomi Korea Selatan terus berada di kondisi yang lemah selama sembilan bulan berturut-turut.
Dalam tren ekonomi Desember yang dirilis pada hari Jumat (6/12/19), KDI menyatakan ekonomi Korea Selatan terus berada di kondisi yang lemah akibat tidak lancarnya ekspor dan investasi.
KDI menilai kondisi ekonomi Korea Selatan dari bulan November tahun lalu hingga bulan Maret tahun ini "lambat," sementara itu mulai berubah menjadi "lemah" mulai bulan April lalu.
Akibat lemahnya ekspor, produksi manufaktur dan pertambangan berkurang, rasio pemanfaatan kapasitas rata-rata untuk bidang manufaktur turun, serta peningkatan produksi usaha jasa dan layanan yang juga berada di level rendah.
Dibandingkan dengan setahun sebelumnya, produksi di seluruh bidang industri pada bulan Oktober turun 0,5 persen dan rasio rata-rata pemanfaatan kapasitas manufaktur mencatat 73,2 persen.
Investasi konstruksi juga masih lemah, berkurang 4,3 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Indeks sentimen konsumsi bulan November melampaui level 100 untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir dan jumlah penjualan eceran meningkat sebanyak 2,1 persen.
Jumlah pekerja baru meningkat 419 ribu orang pada bulan Oktober dibandingkan setahun lalu.
Pasar keuangan tampak relatif stabil meskipun konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China masih berlanjut.