Yang Ji-hye, ketua bersama WeTee, sebuah perhimpunan feminisme remaja, diperkenalkan CNN sebagai salah seorang dari lima orang penggerak muda yang membuat perubahan di Asia pada tahun 2019.
CNN pada hari Rabu (25/12/19) waktu setempat, menilai Yang Ji-hye memperluas gerakan "School Metoo" yang mengakui kekerasan seksual di dalam sekolah ke kalangan remaja Korea Selatan dengan mendirikan sebuah perhimpunan feminisme remaja.
Siaran Amerika Serikat itu menyampaikan, berkat gerakan "School Metoo" itu, para siswi dapat mengatakan secara terbuka tentang diskriminasi gender dan kekerasan seksual yang terjadi di dalam kelas.
Wanita asal Korea Selatan ini sempat memperkenalkan realita dari "School Metoo" Korea Selatan kepada masyarakat internasional di Komite Hak Anak PBB pada bulan Februari lalu.
CNN meneruskan bahwa kegiatan wanita berusia 22 tahun itu melahirkan bagian terkait kesetaraan gender di dalam Kementerian Pendidikan Korea Selatan dan menyediakan saluran resmi untuk melaporkan kekerasan seksual yang dialami dan disaksikan pelajar.
Yang Ji-hye yang bergerak sebagai penggerak feminisme muda yang mewakili Korea Selatan ini, mulai melakukan gerakan feminisme saat berusia 16 tahun.
Ia menjadi ketua bersama WeTee mulai tahun ini dan berpendapat bahwa perubahan sudah terjadi di kalangan kaum remaja yang dianggap sebagai kaum yang lemah karena suara mereka terus diwakili oleh orang lain.