Jumlah pemuda Korea Selatan yang memandang Korea Utara sebagai mitra kerja sama dinyatakan anjlok tajam, di tengah mandeknya hubungan antar-Korea akibat memburuknya hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu.
Kementerian Unifikasi dan Kementerian Pendidikan Korea Selatan pada hari Selasa (11/02/20) merilis hasil sebuah jajak pendapat yang dilakukan terhadap 66.042 siswa dan 3.817 guru di SD, SMP dan SMA di seluruh penjuru negeri Korea Selatan dalam periode tanggal 21 Oktober-29 November tahun lalu.
Menurut hasil jajak pendapat itu, sebanyak 43,8 persen responden menjawab bahwa rezim Korea Utara dianggap sebagai mitra kerja sama. Angka ini mengalami penurunan 7,1 persen poin dibandingkan tahun lalu.
Sementara, persentase responden yang memandang Korea Utara sebagai pihak yang harus diawasi mencapai 35,8 persen, naik 8 persen poin dari tahun sebelumnya.
Persentase responden yang menganggap Korea Utara sebagai pihak yang harus diberikan bantuan, ikut turun dari yang sebelumnya 12,1 persen menjadi 8,2 persen, tetapi anggapan sebagai pihak bermusuhan meningkat dari yang sebelumnya 5,2 persen menjadi 8,1 persen.
Persentase remaja yang menganggap Semenanjung Korea saat ini damai juga mengalami penurunan menjadi 19 persen, dari 36,6 persen pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, 55,5 persen responden menyatakan dibutuhkan persatuan antar-Korea, sementara 19,4 persen responden menyatakan unifikasi tidak dibutuhkan.