Mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton secara tidak langsung menetang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dengan membela Model Libya yang menghancurkan pemimpin Libya, Muhammad Abu Minyar Khadafi.
Dengan itu, Bolton membantah Trump mencabut dirinya dari jabatan di Gedung Putih dan mengkritik Model Libya.
Bolton berulang kali menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa Korea Utara memutuskan untuk menyerahkan senjata nuklirnya.
Bolton dalam wawancara dengan majalah Universitas Vanderbilt di Nashville, Tennessee pada hari Rabu (19/02/20) waktu setempat, menjelaskan proses penyerahan nuklir Libya pada tahun 2003-3004 dan menegaskan bahwa Khadafi memutuskan penyerahan senjata nuklir setelah kehancuran Saddam Hussein.
Bolton meneruskan Korea Utara tidak menunjukkan bukti apa pun selama 30 tahun bahwa mereka hendak menyerahkan senjata nuklirnya dan tidak perlu berpikir negara komunis itu akan menepati janjinya.
Bolton menambahkan tidak ada seorang pun yang menyangka datangnya "musim semi bagi Arab" pada tahun 2003 dan 2004 dan tidak hal tersebut tidak ada kaitan apa pun dengan kegagalan Khadafi dan penyerahan nuklir.
Bolton mengatakan nuklir Korea Utara membuat Amerika Serikat dan wilayah Asia Pasifik terancam dan juga mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh dunia. Ia menambahkan dirinya tidak ingin meminta maaf karena mendukung kebijakan keras terhadap Korea Utara.