Seorang nenek korban perbudakan syahwat menutup usianya pada hari Senin (02/03/20) kemarin.
Komite Penanggulangan Masalah Wanita Korban Perbudakan Syahwat Militer Jepang menyatakan bahwa seorang nenek korban perbudakan syahwat bermarga Lee telah meninggal dunia di rumahnya sendiri, kota Daegu dalam usia 92 tahun.
Nenek itu dilahirkan di kota Pohang, Provinsi Gyeongsang Utara pada tahun 1928, lalu diculik oleh tentara Jepang ke China saat berusia 17 tahun dan dipaksa menjadi budak perang di China. Setelah Korea merdeka, nenek tersebut akhirnya kembali ke Korea Selatan.
Informasi tentang upacara pemakaman tidak disebarluaskan sesuai dengan permintaan dari pihak keluarga yang ditinggalkan.
Menteri Kesetaraan Jender dan Keluarga Korea Selatan, Jung-ok mengungkapkan bela sungkawa dan juga mengatakan bahwa pihaknya akan mendukung biaya pemakaman. Ditambahkannya, pemerintah Korea Selatan akan berusaha untuk mendukung kehidupan para korban perbudakan syahwat yang masih hidup dan berusaha keras untuk memulihkan kehormatan bagi mereka.
Dengan berpulangnya nenek tersebut, hingga kini tersisa 18 orang nenek perbudakan syahwat di Korea Selatan yang masih hidup.