Bank Sentral Korea (BOK) menyatakan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) menandatangani kesepakatan swap mata uang sebesar 60 miliar dolar AS. Swap mata uang itu berlaku minimal enam bulan dan dapat terus diperpanjang.
BOK memaparkan bahwa kesepakatan tersebut bertujuan untuk memecahkan kebuntuan pasar modal akibat dolar AS yang memburuk dratis baru-baru ini dan pihaknya segera memberikan mata uang dolar AS yang disediakan melalui swap mata uang tersebut.
Selain Korea Selatan, delapan negara lain juga menandatangani kesepakatan swap mata uang dengan Bank Sentral AS, The Fed.
Kesepakatan swap mata uang tersebut bermakna signifikan karena AS menyepakatinya dengan negara-negara yang dasar ekonominya kuat sehingga berperan sebagai penenang psikologis di pasar valuta asing.
Ketika kesepakatan swap mata uang antara Korea Selatan dan AS diambil saat krisis keuangan global pada bulan Oktober 2008 lalu, nilai tukar mata uang won Korea Selatan terhadap dolar AS turun sebanyak 177 won dan harga saham pun naik hingga 12 persen dalam satu hari.
Namun, kali ini Amerika Serikat dan Eropa juga tengah menderita akibat COVID-19 sehingga dampak positif dari swap mata uang bilateral tersebut kemungkinan akan terbatas.
Dengan swap mata uang kali ini, jumlah swap mata uang mencapai 200 miliar dolar AS. Mempertimbangkan cadangan devisa senilai 400 miliar dolar AS pada akhir bulan Februari 2020, besarnya jumlah dolar AS yang dapat digunakan akan melebihi 600 miliar dolar AS dalam kondisi darurat.