Kinerja ekspor Korea Selatan pada bulan Februari dan Maret tidak buruk, namun ketidakpastian ekspor Korea Selatan malah meningkat akibat penyebaran wabah COVID-19 di seluruh dunia.
Menurut data dari Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya dan Badan Bea Cukai, rasio peningkatan ekspor Korea Selatan pada bulan Februari naik 4,5% dan rasio itu terjaga pada angka 10% mulai tanggal 1-10 Maret ini.
Namun, peningkatan ekspor Korea Selatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya hari kerja. Apabila hari kerja yang bertambah tersebut dikurangi, volume ekspor rata-rata per hari bulan Februari menurun 11,7% . Volume ekspor tersebut mulai tanggal 1-20 Maret ini juga menurun 0,4%.
Ekspor Korea Selatan terhadap China pada bulan Februari mengalami penurunan 6,6% sebesar 8,9 miliar dolar Amerika, sedangkan volume ekspor rata-rata per hari menurun 21,1%.
Ekspor Korea Selatan terhadap Amerika Serikat pada bulan Februari mengalami kenaikan sebesar 9,9% untuk pertama kali dalam waktu 9 bulan, sedangkan ekspor mulai tanggal 1-20 Maret ini naik sebesar 27,2%.
Hal tersebut disebabkan oleh ekspor semikonduktor yang meningkat secara drastis, sebesar 9,4% pada bulan Februari dan 20,3% pada tanggal 1-20 Maret ini.
Namun, akibat penyebaran wabah COVID-19 di seluruh dunia, prediksi ekspor baik di Korea Selatan maupun di luar negeri seperti China, AS, dll. akan sangat buruk.
Menurut perkiraan dari lembaga-lembaga utama pemrediksi kondisi ekonomi, rasio pertumbuhan eknomi China dan AS diturunkan ke kisaran 5%, dan minus 3,1%. PDB riil Korea Selatan juga diperkirakan mengalami penurunan 0,51-1,02% akibat penurunan permintaan bahan setengah jadi dan barang modal oleh negara-negara utama tujuan ekspor.
Seorang peneliti dari Asosiasi Perdagangan Internasional Korea Selatan(KITA) menyatakan bahwa akibat penyebaran wabah COVID-19 di dunia, penurunan permintaan global dan ketidakpastian kondisi ekonomi sebelumnya akan berlanjut, sehingga pemerintah dan lembaga terkait masing-masing harus bekerjasama untuk meminimalkan penurunan ekspor.