Di berbagai negara di penjuru dunia, muncul aksi "panic buying" atau memborong barang dalam jumlah banyak karena khawatir atas penyebaran COVID-19. Sebaliknya di Korea Selatan, tidak ditemukan adanya aksi "panic buying" dan persedian barang kebutuhan pokok masih berlimpah.

Salah satu swalayan raksasa Korea Selatan, Homeplus baru-baru ini menerima email darurat oleh pembeli Singapura yang meminta ekspor tisu toilet. 

Homeplus telah secara terburu-buru mengirimkan dua ribu kotak tisu toilet yang diproduksi oleh pihaknya sendiri dan juga telah sepakat untuk mengekspor barang-barang kebutuhan pokok lainnya. 

Di sisi lain, pengusaha Amerika Serikat telah meminta kepada perusahaan makanan Korea Selatan, Nongshim untuk memproduksi puluhan ribu "ramyeon" (mie instan). 

Pihak Nonghsim tengah mengoperasikan pabrik produksi mie instan dalam dan luar negerinya dengan kapasitas penuh dan omset penjualan mie instan di luar negeri untuk bulan Maret meningkat sekitar 40 persen. 

Di tengah merebaknya COVID-19 di seluruh dunia, nilai ekspor mie instan Korea Selatan pada bulan Maret meningkat sebanyak 28 persen. Ekspor peralatan pencegahan virus juga ikut melonjak tajam, antara lain ekspor "hand sanitizer" (penyanitasi tangan) yang naik tujuh kali lipat dan tes kit pemeriksaan COVID-19 yang naik sebanyak dua kali lipat.