Diperkirakan bahwa pasar perekrutan tenaga kerja Korea Selatan mengalami guncangan besar akibat penyebaran wabah COVID-19, karena jumlah orang yang meminta klaim tunjangan pengangguran pada bulan Maret, meningkat sebanyak 25 persen jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya. 

Tunjangan pengangguran adalah sistem yang memberikan bantuan dana ketika seorang pekerja yang terdaftar dalam asuransi ketenagakerjaan menjadi penganggur dan pemerintah memberikan dukungan sejumlah biaya kehidupan dalam periode tertentu. 

Jumlah orang yang meminta klaim tunjangan pengangguran pada bulan Maret lalu naik sebesar 25 persen menjadi 156 ribu orang dan angka itu merupakan yang tertinggi setelah krisis keuangan global pada tahun 2009 lalu. 

Dari antaranya, jumlah pekerja di bidang fasilitas penginapan dan restoran tercatat yang paling banyak, disusul pekerja di bidang jasa bisnis, kesehatan dan kesejahteraan, dan lainnya.

Jumlah tunjangan pengangguran yang dikeluarkan pada bulan Maret lalu mencapai 898,2 miliar won dengan peningkatan lebih dari 40 persen jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya. 

Sementara itu, jumlah pelanggan baru asuransi ketenagakerjaan pada bulan Maret mencapai 13,757 juta orang, hanya meningkat 1,9 persen jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya dan mencatat titik terendah dalam waktu 16 tahun terakhir. 

Statistik tersebut hanya berdasarkan para pelanggan asuransi ketenagakerjaan, tanpa mencerminkan kondisi dari wiraswasta maupun pekerja di bidang khusus. 

Sementara itu, pengaruh wabah COVID-19 di pasar perekrutan tenaga kerja Korea Selatan diperkirakan akan lebih menonjol dalam hasil statistik yang akan diumumkan pada tanggal 17 April mendatang.