Institut Pengembangan Korea (Korea Development Institute, KDI) menganalisis bahwa kondisi ekonomi Korea Selatan semakin buruk karena penyebaran COVID-19 dan dampak penurunan permintaan luar negeri akan semakin meluas setelah bulan Maret.
Dalam laporan tentang Tren Ekonomi April yang dirilis KDI pada hari Kamis (16/04/20), institut itu menilai produksi di seluruh industri Korea Selatan berkurang pada bulan Februari akibat COVID-19 dan pasar perekrutan, terutama di bidang industri jasa dan layanan telah merosot.
KDI menambahkan produksi manufaktur berkurang dan pengoperasian pabrik menurun karena gangguan pada pasokan komponen otomotif buatan China.
Jika menghitung angka rata-rata produksi manufaktur bulan Januari dan Februari, terdapat penurunan sebesar 0,8 persen, sementara rasio pasokan dibandingkan bulan sebelumnya tercatat sebesar 118 persen. Rasio rata-rata pengoperasian pabrik hanya sebesar 70,7 persen, turun 4,9 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.
KDI mengatakan COVID-19 tersebar ke seluruh dunia pada bulan Maret dan dampak negatifnya diperkirakan semakin besar.
Sentimen konsumen Korea Selatan pada bulan Maret 2020 anjlok ke angka 78,4 dari 104,2 pada bulan Januari dan 96,9 pada bulan Februari.
Menurut KDI, jenis usaha yang banyak memerlukan kontak langsung kemungkinan besar mengalami kemerosotan konsumsi pada bulan Maret.
Untuk bidang ekspor, penurunan ekspor rata-rata per hari pada bulan Maret tercatat sebesar empat persen, turun dibandingkan bulan Februari. Ekspor diperkirakan akan merosot dengan cepat ke depannya karena COVID-19 tersebar ke negara-negara utama setelah bulan Maret.
KDI menganalisis sejumlah indikasi yang menunjukkan sentimen investasi sangat tidak stabil karena pasar keuangan dunia juga terdampak oleh COVID-19.