Pemerintah Korea Selatan akan mengumumkan langkah penanggulangan untuk kestabilan perekrutan pada minggu depan.

Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Korea Selatan, Hong Nam-ki menggelar rapat menteri di kantor pemerintah di Seoul pada hari Jumat (17/04/20), untuk membahas tren perekrutan bulan Maret, dampak COVID-19 pada pasar perekrutan, dan langkah penanggulangan ke depannya. 

Jumlah pekerja baru di Korea Selatan pada bulan Maret turun sebanyak 195.000 orang dibandingkan bulan yang sama tahun lalu dan penurunannya merupakan yang terbesar dalam 11 tahun terakhir.

Perekrutan kaum berusia 15 tahun ke atas tercatat sebanyak 59,5 persen dan perekrutan kaum berusia 15-64 tahun tercatat sebanyak 65,4 persen. Angka itu turun masing-masing 0,9 dan 0,8 persen poin dibandingkan setahun lalu.

Tingkat perekrutan dan jumlah penganggur berkurang sedikit dan hal itu dianalisis karena berkurangnya tingkat partisipasi kegiatan ekonomi termasuk pencari pekerjaan sebanyak 0,9 persen poin.

Jumlah orang yang berhenti bekerja untuk sementara waktu mencapai 1.607.000 orang dengan peningkatan 1.260.000 orang dibandingkan setahun lalu. Jumlah itu lebih banyak dua kali lipat daripada rekor terbanyak pada Agustus 2014 lalu.

Para peserta rapat memperhatikan seriusnya dampak pada peluang kerja di bidang usaha jasa dan layanan dan besarnya kerugian buruh harian, wiraswasta, dan pedagang kecil yang tidak dijamin oleh asuransi ketenagakerjaan.

Langkah penanggulangan pemerintah itu akan memuat empat hal utama, antara lain penanggulanan untuk mempertahankan perekrutan dan pengangguran, penciptaan peluang kerja darurat dan baru, penanggulangan kestabilan hidup pekerja yang tidak dijamin asuransi ketenagakerjaan, dan sebagainya