Koperasi Bandar Udara Internasional Incheon yang mengalami surplus sebanyak satu triliun won setiap tahunnya diperkirakan akan mencatat defisit untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 17 tahun ini karena dampak dari COVID-19.
Pihak Bandar Udara Internasional Incheon pada hari Kamis (23/04/20) menyatakan pihaknya memperkirakan defisit sebesar 16,3 miliar won pada tahun ini.
Tahun lalu, bandara tersebut berhasil mencatat pemasukan sekitar 2,76 triliun won, dengan laba operasional sekitar 1,29 triliun won, dan laba bersih sebesar 866 miliar won.
Bandara yang dibuka pada tahun 2001 itu mengalami peningkatan permintaan penerbangan sebanyak 6-7 persen setiap tahunnya dan mencatat surplus selama 16 tahun sejak tahun 2004.
Pemerintah Korea Selatan yang memiliki 100 persen sahammya telah mendapat dividen sebanyak 399,7 miliar won pada tahun ini dan 2,58 triliun won selama 13 tahun terakhir.
Akan tetapi, jumlah pengguna Bandar Udara Internasional Incheon yang sempat mencapai rata-rata 200 ribu orang per hari telah menurun ke kisaran 2.000-an orang per hari akibat COVID-19.
Koperasi Bandar Udara Internasional Incheon memperkirakan jumlah pengguna bandaranya akan mencapai 14,26 juta orang pada tahun ini, turun 79,8 persen dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, penerbangan pesawat juga diperkirakan turun menjadi 92 ribu kali, turun 74,6 persen daripada tahun lalu.
Oleh karena itu, pemasukannya berkurang 36 persen poin menjadi 1,773 triliun won dan laba operasional dan bersihnya diperkirakan akan mencatat defisit masing-masing sebesar 19,8 dan 16,3 miliar won pada tahun ini.