Ekspor Korea Selatan ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa turun drastis sepanjang bulan April akibat tersebarnya wabah COVID-19.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan hari Jumat (01/05/20) menyatakan bahwa ekspor negaranya di bulan April tahun 2020 tercatat 36,92 miliar dolar Amerika, turun sebanyak 24,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Impor juga turun sebanyak 15,9 persen, sehingga neraca perdagangan Korea Selatan tercatat 950 juta dolar Amerika dan kembali defisit dalam 99 bulan terakhir.
Penurunan drastis ekspor Korea Selatan dikarenakan permintaan global sangat turun, pemulihan ekonomi China lambat, dan harga minyak turun sebagai dampak COVID-19.
Korea Selatan mengalami pelemahan ekspornya ke China pada bulan Februari dan Maret, kemudian ke AS, Uni Eropa, dan Asia Tenggara pada bulan April.
Menurut jenis barang, ekspor otomotif dan komponennya mengalami penurunan ekspor yang tajam, sekitar 30 dan 40-an persen, kemudian semikonduktor dan besi baja turun masing-masing 15 dan 24 persen.
Sedangkan ekspor barang kesehatan meningkat sebanyak 29 persen karena makin banyaknya permintaan barang pencegah penyakit buatan Korea Selatan. Selain itu, ekspor komputer juga mengalami peningkatan sebanyak 99 persen berkat para pekerja bekerja dari rumah di seluruh dunia.
Pemerintah Korea Selatan menganalisis, unsur defisit neraca perdagangan tersebut merupakan kondisi sementara yang terjadi karena lambatnya pengurangan impor daripada penurunan ekspor.
Disebutkan pula, hal itu membuktikan kondisi ekonomi domestik yang relatif baik dibandingkan negara-negara utama di dunia, dan ekspor Korea Selatan dapat kembali meloncat jika wabah COVID-19 mereda di seluruh dunia.