Korea Selatan akan menunjuk dan mengoperasikan sekitar seribu klinik yang berspesialisasi dalam masalah pernapasan, sebagai persiapan untuk gelombang kedua epidemi COVID-19 yang mungkin terjadi pada musim gugur dan musim dingin.
Pada jumpa pers hari Senin (04/05/20), Wakil Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, Kim Gang-lip mengatakan keputusan itu diambil setelah pemerintah Korea Selatan dan komunitas medis sepakat tentang perlunya sistem baru dalam menanggapi potensi epidemi COVID-19 yang kedua.
Klinik-klinik tersebut diharapkan dapat menawarkan layanan kepada mereka yang mengalami demam, batuk, dan sakit tenggorokan selama beberapa waktu.
Namun, pasien dengan penyakit lanjut dan masalah pernapasan kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma, disarankan untuk mencari perawatan dari fasilitas medis yang sudah ada saat ini.
Klinik khusus tersebut akan beroperasi dalam dua jenis, dengan 500 yang pertama melibatkan pemerintah daerah mengundang praktisi setempat ke klinik yang didirikan di pusat kesehatan masyarakat.
Kelompok kedua yang terdiri dari 500 orang akan melibatkan penerimaan aplikasi dari organisasi atau institusi medis setempat untuk penunjukan terpisah.