Volume ekspor Korea Utara anjlok drastis pada tahun 2019 lalu dengan hanya mencapai satu per tujuh belas dibandingkan empat tahun lalu sedangkan ketergantungan ekspor terhadap China mencatat rekor tertinggi.
Setelah sanksi terhadap Korea Utara diberlakukan pada tahun 2017, jumlah negara yang melakukan perdagangan dengan negara komunis itu berkurang drastis sehingga ketergantungan terhadap China tampaknya meningkat.
Berdasarkan laporan Sepuluh Negara Perdagangan dan Sepuluh Jenis Barang Perdagangan Korea Utara yang dirilis oleh Asosiasi Perdagangan Internasional Korea Selatan (Korea International Trade Association, KITA) pada hari Rabu (06/05/20), volume perdagangan Korea Utara mencapai 2,945 miliar dolar AS pada tahun lalu, meningkat 11 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Volume ekspornya mencapai 261 juta dolar AS, turun 20,9 persen sedangkan volume impornya mencapai 2,684 miliar dolar AS, meningkat 15,6 persen.
Jika dibandingkan dengan dua tahun lalu saat sanksi terhadap Korea Utara diperkuat, volume perdagangan Korea Utara meningkat karena terjadi peningkatan pada sektor impor meskipun volume ekspor menurun.
Jumlah negara yang melakukan perdagangan dengan Korea Utara sebanyak 62 negara, berkurang hampir separuh dibandingkan setahun yang lalu yang mencapai 115 negara.
Di tengah kondisi tersebut, ketergantungan perdagangan Korea Utara terhadap China mencapai 95,2 persen pada tahun 2019 dan volumenya mencapai hampir 2,844 miliar dolar AS, meningkat 15,3 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Barang ekspor utama Korea Utara pada tahun lalu adalah arloji, ferosilikon, rambut palsu, minatur alat percobaan, dan lainnya. Sedangkan barang impor utamanya adalah minyak kedelai, tekstil, beras, tepung terigu, komponen arloji, dan sebagainya.
Akan tetapi, rasio ekspor dan impor lima barang utama Korea Utara yang sebelumnya hampir mendekati nol persen. Lima barang ekspor tersebut adalah batu bara, bijih besi, tekstil, rajutan, dan hasil laut. Sementara lima barang impor tersebut adalah bahan bakar, produk elektronik, mesin, mobil, dan besi baja.
KITA memperkirakan perdagangan Korea Utara pada tahun 2020 ini juga akan mengalami penurunan yang cukup besar karena pandemi COVID-19, namun ketergantungannya terhadap China akan mencatat rekor tertinggi setelah pandemi COVID-19 mereda.