Di tengah berlanjutnya penyebaran COVID-19 di sekitar wilayah metropolitan Seoul, pemerintah Korea Selatan merekomendasikan fasilitas-fasilitas yang dianggap mempunyai risiko penularan yang tinggi untuk tidak beroperasi mulai hari Selasa (02/06/20) besok.
Hingga Minggu (31/05/20) dini hari, terdapat tambahan 27 kasus COVID-19 di Korea Selatan Di antaranya, 21 kasus dilaporkan berasal dari wilayah metropolitan Seoul akibat klaster baru yang terkait dengan pusat logistik Coupang di kota Bucheon, Provinsi Gyeonggido dan lembaga kursus di sekitar Seoul.
Delapan jenis usaha bisnis, termasuk bar, karaoke, kelab malam, fasilitas olahraga kelompok dalam ruangan, telah ditetapkan sebagai fasilitas "berisiko tinggi".
Otoritas kesehatan mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan akan merekomendasikan fasilitas ini di seluruh negeri untuk tidak beroperasi mulai Selasa besok.
Jika mereka tetap beroperasi dan diketahui melanggar aturan seperti tidak mengadopsi sistem registrasi digital pengunjung berbasis kode QR dan mengharuskan pengunjung untuk mengenakan masker, maka pemilik dan pebisnis akan dikenakan denda hingga tiga juta won dan bisnis mereka dapat ditangguhkan.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa sistem registrasi digital itu akan diperkenalkan untuk uji coba pada hari Senin (01/06/20) ini di 19 fasilitas di ibu kota Seoul, kota Incheon dan kota Daejeon, dan kemudian akan diperluas ke seluruh penjuru negeri mulai tanggal 10 Juni.