Korea Selatan melaporkan tambahan 38 kasus COVID-19 hingga Senin (08/06/20) dini hari dan jumlah kumulatifnya menjadi 11.814 kasus.
Dari antara tambahan kasus tersebut, 33 kasus berasal dari wilayah metropolitan Seoul, yakni 22 di ibu kota Seoul, tujuh kasus di Provinsi Gyeonggido dan empat kasus di kota Incheon.
Tambahan kasus harian berada di antara 30-60 kasus sejak akhir bulan Mei lalu akibat klaster COVID-19 yang terus bermunculan di wilayah metropolitan Seoul mulai dari klaster pusat logistik Coupang, perkumpulan umat, perusahaan MLM (multi-level marketing) produk kesehatan, hingga tempat latihan tenis meja.
Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Nasional Korea Selatan meminta dukungan masyarakat karena penyebaran wabah di komunitas lokal tidak bisa dicegah, jika imbauan jaga jarak dalam kehidupan sehari-hari tidak dilakukan sepenuhnya.
Otoritas kesehatan Korea Selatan juga memperketat pengendalian terhadap fasilitas-fasilitas yang tidak mematuhi jaga jarak tersebut.
Pemerintah Korea Selatan pertama-tama akan melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang sulit mematuhi pedoman pencegahan penularan wabah, seperti tempat konstruksi kecil dan pasar dini hari.
Mulai Senin ini, pemerintah kota Seoul melakukan tes terhadap semua penduduk kota Seoul dalam rangka menahan penyebaran klaster baru akibat meningkatnya jumlah orang tanpa gejala (OTG).
Pemkot Seoul juga mengeluarkan perintah untuk melarang semua pertemuan di perusahaan MLM produk kesehatan yang telah ditunjuk sebagai usaha bisnis yang berisiko.