KTT Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) di Singapura telah menyambut peringatan dua tahunnya, namun kedua pihak mengeluarkan pendapat yang sangat berbeda.
Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Son-gwon mengatakan lewat Kantor Pusat Berita Korea Utara (Korean Central News Agency, KCNA) pada hari Jumat (12/06/20) bahwa negaranya akan terus membangun kekuatan militernya untuk mengatasi ancaman dari Amerika Serikat (AS).
Ri mengatakan tujuan strategis Korea Utara adalah membangun kekuatan yang lebih dapat diandalkan untuk mengatasi ancaman militer jangka panjang dari AS.
Ri mengatakan bahwa harapan untuk meningkatkan hubungan dengan AS kini telah berubah menjadi keputusasaan dan Korea Utara tidak melihat banyak arti untuk mempertahankan hubungan pribadi antara Kim dan Trump.
Dia kemudian mengatakan Korea Utara tidak akan pernah lagi memberi AS “paket lain" yang bisa digunakan Presiden Trump untuk membanggakannya sebagai prestasinya.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan pada hari Kamis (11/06/20) waktu setempat, bahwa AS bersedia untuk mengambil pendekatan fleksibel untuk mengimplementasikan kesepakatan KTT Korea Utara-AS di Singapura dua tahun yang lalu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan kepada Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap News bahwa AS berkomitmen untuk melibatkan Korea Utara dalam negosiasi yang berarti sehingga Korea Utara dapat mewujudkan masa depan yang lebih cerah, sembari menambahkan bahwa tawaran itu tetap berlangsung.