Militer Korea Utara mengatakan pada hari Selasa (16/06/20) bahwa pihaknya sedang meninjau kembali rencana untuk memasuki kembali zona yang telah didemiliterisasi berdasarkan perjanjian antar-Korea dan mengubah garis depan menjadi sebuah benteng.
 
Staf Umum Tentara Rakyat Korea (Korean People's Army, KPA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka terus mencermati situasi saat ini di mana hubungan antar-Korea menjadi semakin buruk.
 
Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh Kantor Pusat Berita Korea Utara (Korean Central News Agency, KCNA), KPA mengatakan tentara sedang mempelajari rencana untuk maju ke zona yang telah didemiliterisasi berdasarkan perjanjian antar-Korea. Ini termasuk mengubah garis depan menjadi benteng dan lebih meningkatkan kewaspadaan militer terhadap Korea Selatan.
 
Korea Utara tidak menguraikan zona demiliterisasi mana, tetapi tampaknya merujuk pada daerah di kota perbatasan barat Gaeseong dan Gunung Geumgangsan di pantai timur.
 
KPA juga meluncurkan rencana untuk mengirim selebaran propagandanya sendiri ke Korea Selatan, dengan mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk membuka daerah garis depan dan perairan lepas pantai barat daya untuk bekerja sama dalam kampanye besar-besaran melawan musuh.

KPA mengatakan ketika Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea menyerukan rencana tersebut, tentara akan memetakan rencana dan mengamankan persetujuan dari komisi tersebut. Pihaknya menambahkan bahwa akan dengan cepat dan menyeluruh melaksanakan segala keputusan dan perintah dari partai dan pemerintah.

Sebagai tanggapannya, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menekankan bahwa perjanjian militer antar-Korea 19 September harus terus dipertahankan. Kementerian Unifikasi Korea Selatan juga mengatakan bahwa Korea Utara dapat dianggap melanggar Deklarasi Panmunjeom jika mengirimkan selebaran anti-Korea Selatan.