Gedung Putih meminta kepada mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton agar mengoreksi atau menghapus lebih dari 400 isi di dalam bukunya, termasuk urusan Semenanjung Korea.
Gedung Putih menggugat ke pengadilan bahwa menurutnya, 415 isi di dalam buku berjudul, "
The Room Where It Happened: A White House Memoir" dengan 570 halaman tersebut perlu dikoreksi atau dihapus.
Buku Bolton tersebut mengandung dialog pejabat tingkat tinggi antara dua Korea dan AS, dan isi dialog yang tertuang dalam buku tersebut mengabaikan kepercayaan diplomatik antar negara, terlepas dari kebenaran atau tidaknya.
Ketua Badan Keamanan Nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong juga menyatakan bahwa pengungkapan isi kesepakatan antar negara melanggar prinsip dasar diplomasi. Gedung Putih juga meminta koreksi atau pencabutan isi buku tersebut karena pernyataan Bolton itu bisa terlihat sebagai pernyataan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut diumumkan dalam proses gugatan terhadap Bolton oleh Gedung Putih karena bukunya mengandung rahasia nasional.
Kementerian Kehakiman AS telah meminta larangan penerbitan buku tersebut karena Bolton melanggar perjanjian terkait larangan pembocoran rahasia dan penghapusan informasi rahasia, namun pengadilan membatalkan gugatan tersebut karena waktunya tidak mencukupi sampai hari penerbitan tanggal 20 Juni lalu.