Bank Sentral Korea (BOK) pada hari Kamis (16/07/20) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akan lebih rendah daripada prediksi sebelumnya.
Komite kebijakan moneter BOK memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level saat ini, yakni 0,5 persen dan memprediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan untuk tahun ini akan berada di bawah prediksi bulan Mei, -0,2 persen.
Komite itu menerangkan bahwa ekonomi domestik Korea Selatan cenderung lemah karena pemulihan investasi fasilitas terbatas akibat penurunan ekspor dan pengontrolan investasi konstruksi, meskipun konsumsi swasta meningkat akibat pelonggaran pembatasan kegiatan ekonomi dan kebijakan stimulus pemerintah.
Selain itu, ekonomi domestik dipengaruhi oleh penurunan jumlah pekerja baru dan kondisi perekrutan yang melemah.
Komite kebijakan moneter BOK memperkirakan investasi fasilitas dan konstruksi akan membaik meskipun kecepatannya sedikit lambat, tetapi pemulihan ekspor dan konsumsi akan lebih lambat daripada prediksi awalnya.
Sebelumnya pada tanggal 28 Mei lalu, BOK memprediksi pertumbuhan PDB Korea Selatan mencapai -0,2 persen. Walaupun angka itu lebih rendah 2,3 persen poin, tapi prediksi -0,2 persen itu berdasarkan asumsi kondisi COVID-19 akan menjadi stabil pada semester kedua tahun ini, setelah jumlah pasien COVID-19 memuncak pada kuartal kedua.
Namun, jumlah pasien positif terus meningkat hingga triwulan ketiga dan kondisi COVID-19 akan berlangsung dalam jangka panjang, sehingga BOK pada bulan Mei lalu memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai -1,8 persen.
Namun, BOK mengharapkan penyuntikan stimulus ketiga pemerintah dapat menaikkan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di kisaran 0,1-0,2 persen poin.