Ketegangan meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan China ketika pemerintah China berjanji untuk membalas pada hari Rabu (22/07/20) setelah AS tiba-tiba memerintahkan penutupan konsulatnya di Houston.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan dalam jumpa pers harian bahwa China dikabarkan pada hari Selasa (21/07/20) bahwa mereka harus menutup konsulat jenderal di Houston hingga hari Jumat (24/07/20).
Juru bicara itu mengecam tindakan itu sebagai "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," sembari memperingatkan bahwa China akan "bereaksi dengan tindakan yang tegas" jika AS tidak mencabut keputusan tersebut.
Menurut Kantor Berita Inggris, Reuters, China sedang mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di Wuhan sebagai tindak balasan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Morgan Ortagus mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penutupan itu dilakukan "untuk melindungi kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi Amerika." Ortagus melanjutkan, mengatakan bahwa pemerintah ASA tidak akan mentolerir pelanggaran kedaulatan yang dilakukan China terhadap AS atau intimidasi terhadap orang-orang Amerika.
Konsulat jendral di Houston adalah konsulat China pertama yang didirikan setelah kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1979.