Ikatan Dokter Korea (Korea Medical Association, KMA) telah memutuskan untuk melanjutkan pemogokan yang dijadwalkan akan berlangsung pada hari Jumat (14/08/20) untuk menentang rencana pemerintah Korea Selatan yang bertujuan menambahkan kuota penerimaan mahasiswa baru ke sekolah kedokteran demi mengatasi kekurangan dokter di Korea Selatan.
Namun, tenaga medis penting yang bekerja di unit gawat darurat (UGD), unit perawatan intensif, dan beberapa unit lainnya tidak akan termasuk dalam aksi mogok kerja tersebut.
KMA pada hari Rabu (12/08/20) ini menyampaikan keputusannya untuk melakukan tindakan berkelompok untuk menolak peningkatan kuota mahasiswa kedokteran.
Para dokter mendesak pemerintah untuk membatalkan sejumlah langkah, termasuk rencana peningkatan kuota mahasiswa untuk mendirikan sekolah kedokteran umum dan mendorong perawatan tanpa tatap muka.
Mereka juga menolak tawaran dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan untuk membahas pembentukan badan konsultasi, dengan menyebut rencana kebijakan tersebut hanya akan membuat sekolah kedokteran berkualitas rendah.
Untuk aksi mogok pada hari Jumat, KMA juga mendesak partisipasi para dokter dan profesor, serta telah meminta pihak rumah sakit untuk menyesuaikan jadwal kerja mereka.