Lima orang tenaga medis di Rumah Sakit Universitas Nasional Kyungpook dikonfirmasi terjangkit penyakit
severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS) saat melakukan resusitasi jantung paru (cardiopulmorary resuscitation, CPR) untuk pasien gawat darurat.
Otoritas kesehatan Korea Selatan melakukan surveilans kesehatan masyarakat untuk kasus penularan penyakit SFTS tersebut.
Pada tanggal 24 Juli lalu, seorang wanita berumur 80-an tahun dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma. Setelah dilaksanakan CPR, dia dirawat di rumah sakit selama lima hari namun akhirnya meninggal dunia.
Seminggu kemudian, beberapa tenaga medis yang melakukan CPR pada pasien tersebut mengalami demam tinggi dan nyeri otot.
Menurut hasil pemeriksaan, wanita tua yang meninggal dunia ternyata terinfeksi virus SFTS dan sebagian tenaga medis terjangkit melalui liur dan darah pasien itu.
Diketahui sebanyak 13 orang ikut melakukan CPR untuk pasien tersebut dan lima orang di antaranya dikonfirmasi positif virus SFTS. Delapan orang tenaga medis lainnya juga mengeluhkan gejala yang sama sehingga tengah dirawat di rumah sakit.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Centers for Disease Control and Prevention, KCDC) kini menjalankan pemeriksaan antibodi terhadap mereka yang tidak menunjukkan gejala di unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Universitas Nasional Kyungpook.