Aksi mogok kerja massal Ikatan Dokter Korea (Korean Medical Association, KMA) tengah berlangsung selama tiga hari.
Menurut rencana awalnya, hari Jumat (28/08/20) ini adalah hari terakhir aksi mogok kerja massal tersebut, tetapi kemungkinan besar aksi ini akan berkelanjutan karena konflik antara KMA dan pemerintah Korea Selatan tidak kunjung selesai.
Mempertimbangkan penyebaran kembali COVID-19 baru-baru ini, KMA menjalankan aksi demonstrasi tanpa tatap muka.
Aksi mogok kerja massal kali ini tidak terlalu berdampak pada layanan kesehatan karena tingkat pastisipasi dokter yang memiliki klinik pribadi relatif rendah dibandingkan aksi mogok kerja pertama yang berlangsung selama sehari pada tanggal 14 Agustus lalu.
Hanya 2.926 dari 32.787 klinik saja yang dilaporkan tutup untuk berpartisipasi dalam aksi mogok kerja massal tersebut.
Namun, kondisi di rumah sakit besar jauh berbeda. Sebanyak 68 persen dokter spesialis tidak bekerja sehingga sejumlah rumah sakit besar dilaporkan mengurangi jumlah operasi hingga 50 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Para dokter yang mengikuti aksi mogok kerja menegaskan bahwa mereka tidak akan menghentikan aksinya sampai pemerintah membatalkan kebijakan yang memicu kondisi saat ini.