Kantor berita Inggris, Reuters dan kantor berita Prancis, Agence France-Presse (AFP) melaporkan pada hari Rabu (02/09/20) waktu setempat, bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency, IAEA) menganalisis Korea Utara melakukan pengayaan uranium selama setahun terakhir.
IAEA dalam laporan tahunannya menyatakan bahwa pihaknya menangkap gerakan kendaraan dan pengoperasian sistem pendingin di fasilitas nuklir Yongbyon, Korea Utara dan hal itu mengisyaratkan bahwa Korea Utara menghasilkan uranium yang diperkaya dengan mesin sentrifugal.
IAEA juga mengemukakan kemungkinan Korea Utara memperkaya uranium di daerah Kangson di dekat Pyongyang.
Fasilitas Kangson dibangun lebih awal daripada fasilitas pengayaan uranium Yongbyon dan kedua fasilitas itu saling berbagi sebagian ciri khas masing-masing.
IAEA menegaskan berlanjutnya program nuklir Korea Utara jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan kemudian mendesak Korea Utara agar memenuhi kewajiban internasional dan bekerja sama dengan IAEA.
Namun, IAEA menyatakan tidak ada indikasi bahwa Korea Utara mengekstraksi plutonium dengan memproses ulang bahan bakar setelah digunakan dalam periode yang sama.
Laporan IAEA tersebut berdasarkan analisis berbagai data termasuk citra satelit dan diumumkan menjelang sidang umumnya di Wina, Austria pada tanggal 21 September mendatang.
Sementara itu, tim pengawas IAEA telah diusir dari Korea Utara pada tahun 2009 dan tidak boleh mendekati fasilitas nuklir Korea Utara sejak saat itu.