Group on Earth Observations Global Agricultural Monitoring (GEOGLAM) menganalisis bahwa curah hujan yang tertinggi sejak tahun 1981 turun di daerah penghasil beras terbesar di Korea Utara.

Organisasi itu dalam laporannya yang diumumkan di laman situs resminya pada hari Rabu (09/09/20) waktu setempat, menyatakan bahwa penghasilan beras Korea Utara tahun ini sangat menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya akibat hujan lebat dan bencana banjir yang berturut-turut.

Menurut laporan itu, hujan turun dengan lebat di Korea Utara pada April-September dan kebanyakan curah hujannya berpusat sepanjang bulan Agustus. 

Akibat hujan deras tersebut, wilayah Hwanghaedo dan Pyongando yang merupakan tempat penghasil beras utama di Korea Utara mengalami kebanjiran.

Laporan itu menambahkan bahwa Korea Utara menolak bantuan dari luar negeri untuk restorasi kebanjiran agar mencegah penularan COVID-19.

Dilaporkan bahwa hampir 40 persen penduduk Korea Utara mengalami kekurangan pangan pada tahun lalu dan kondisi pada tahun ini diperkirakan akan semakin memburuk.