Pemerintah Korea Selatan menilai bahwa ekspor cenderung pulih, tetapi ketidakpastian ekonomi masih menghantui karena pandemi COVID-19 terus menyebar di seluruh dunia.
Hal itu dinyatakan oleh Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan dalam laporannya tentang tren ekonomi terbaru pada hari Jumat (13/11/20).
Kementerian tersebut dalam laporannya pada bulan lalu menilai bahwa pemulihan indikator ekonomi domestik dan ketenagakerjaan berada di level yang terbatas. Namun kali ini pihaknya menilai kegiatan konsumsi yang termasuk dalam ekonomi domestik mulai membaik.
Menurutnya, pemulihan ekonomi global dikhawatirkan melambat karena berlanjutnya pandemi COVID-19 dan pengetatan langkah karantina wilayah di beberapa negara penting, tetapi harapan untuk pengembangan vaksin COVID-19 juga turut meningkat.
Melihat data sementara untuk konsumsi pada bulan Oktober, unsur positif lebih banyak daripada unsur negatif. Omset penjualan di mall meningkat 2,4 persen dibandingkan setahun yang lalu.
Penjualan online juga meningkat 26,6 persen, jumlah pembayaran dengan kartu kredit juga turut meningkat 5,2 persen.
Jumlah pekerja baru berkurang sebanyak 421 ribu orang dibandingkan setahun yang lalu sedangkan rasio pengangguran naik 0,7 persen poin dan mencapai 3,7 persen.
Harga barang konsumen naik 0,1 persen dibandingkan setahun yang lalu karena penurunan harga layanan publik dari subsidi biaya telekomunikasi.
Sementara itu, harga saham di pasar keuangan Korea Selatan turun akibat penyebaran kembali COVID-19 di luar negeri dan menguatnya nilai mata uang yuan China pada bulan Oktober.