Korea Selatan melaporkan hampir 200 kasus COVID-19 pada hari Jumat (13/11/20).
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Korea Disease Control and Prevention Agency, KDCA) pada hari Jumat mengatakan 191 kasus baru COVID-19 telah dikonfirmasi, meningkatkan total akumulasi kasus di Korea Selatan menjadi 28.133 orang.
Dari antara kasus baru tersebut, 162 kasus merupakan penularan lokal sedangkan 29 kasus berasal dari luar negeri.
Dari antara 162 kasus lokal, 113 berasal dari wilayah metropolitan Seoul, termasuk 74 di ibu kota Seoul, 36 di Provinsi Gyeonggido, dan tiga di kota Incheon. Jumlah kasus harian untuk wilayah metropolitan Seoul kembali melebihi 100 kasus sejak tanggal 23 Oktober.
Jumlah pasien COVID-19 yang kritis turun tiga menjadi 50 orang, sementara tambahan satu kasus kematian dilaporkan, sehingga jumlah kematian menjadi 488.
Case fatality rate (CFR) mencapai 1,73 persen.
Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun memperingatkan bahwa perkembangan situasi COVID-19 telah memicu peringatan akibat jumlah kasus harian yang tetap berada di angka ratusan kasus selama enam hari terakhir.
Dalam pertemuan dengan para pejabat pada hari Jumat, Chung mengatakan pemerintah mungkin harus secara serius mempertimbangkan untuk menaikkan level jaga jarak sosial secara nasional jika tren saat ini berlanjut.
PM Chung menyatakan hal tersebut setelah kota Cheonan, Asan, Wonju, dan Suncheon baru-baru ini meningkatkan jaga jarak sosial dari Level 1 ke Level 1,5. Kota Gwangyang di Provinsi Jeolla Selatan juga mengambil langkah yang sama di kemudian harinya.
Chung kemudian menyerukan pendekatan yang lebih tegas terhadap protokol pencegahan penyakit berdasarkan kemampuan medis, epidemiologis, dan pengujian.
Dia juga mendesak masyarakat untuk mematuhi peraturan wajib mengenakan masker yang mulai berlaku pada hari Jumat ini.