Korea Selatan dan Indonesia telah menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement, CEPA) di Seoul pada hari Jumat (18/12/20). 

Dengan ini, perusahaan Korea Selatan lebih mudah maju ke Indonesia yang merupakan pasar terbesar di ASEAN.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya Korea Selatan, Seong Yoon-mo dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Agus Suparmanto.

CEPA Korea Selatan dan Indonesia itu dapat diresmikan setelah delapan tahun sejak perundingan pertama dilakukan pada tahun 2012.

Dengan demikian Korea Selatan telah menjalin tiga perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan ASEAN, yaitu Singapura, Vietnam, dan Indonesia.

Korea Selatan dan Indonesia berhasil meningkatkan taraf pembukaan pasar daripada FTA Korea Selatan dan ASEAN dan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership, RCEP) yang sudah ada.

Berdasarkan CEPA tersebut, Korea Selatan menghapus bea masuk terhadap 95,8 persen produk sedangkan Indonesia menghapus bea masuk terhadap 94,8 persen produk.

Indonesia kali ini menghapus bea masuk atau memendekkan waktu penghapusannya untuk barang-barang yang tidak terlibat dalam RCEP.

Selain itu, CEPA juga melebarkan pintu masuk pasar Indonesa bagi perusahaan Korea Selatan seperti usaha game online, distribusi, konstruksi. 

Menteri Seong menilai CEPA merupakan platform kerja sama ekonomi kolaborasi selain memperbaiki kondisi investasi dan merendahkan halangan bea masuk untuk perusahaan dari kedua negara, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan kedua negara.

Pemerintah Korea Selatan akan segera menjalankan prosedur di dalam negeri termasuk persetujuan parlemen agar CEPA dapat diberlakukan secepat mungkin.