Pemerintah Korea Selatan menetapkan dan mengumumkan langkah penanggulangan sampah plastik pada rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun pada hari Kamis (24/12/20).
Langkah itu bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik dari tahap produksi dan meningkatkan daur ulang sampah plastik.
Untuk mengurangi produksi dan penggunaan wadah plastik, pemerintah menerapkan persentase untuk produksi wadah plastik untuk beberapa produsen yang melebihi skala tertentu.
Dengan demikian, rasio wadah plastik dari semua jenis wadah diturunkan ke kisaran 38 persen hingga tahun 2025 dari yang saat ini mencapai 47 persen. Dengan tujuan itu, pemerintah dan bidang usaha yang bersangkutan akan membuat target itu sesuai dengan ciri khas masing-masing produk.
Untuk mengurangi berat wadah plastik untuk makanan pesan-antar, pemerintah membatasi tebal wadah secara bertahap mulai tahun depan dan menerapkan sistem uang jaminan untuk gelas sekali pakai mulai tanggal 1 Juni tahun depan.
Kantong plastik dan kantong kertas yang dilarang dipakai di toko dan supermarket saat ini ke depannya tidak dapat dipakai di semua bidang usaha pada tahun 2030.
Mulai Januari 2021, supermarket tidak boleh menggunakan bungkus plastik yang berlebihan untuk mengikat hadiah pembeliannya dan produsen minuman botol wajib menggunakan botol plastik transparan.
Pemerintah Korea Selatan juga akan menambah sepuluh fasilitas umum untuk pirolisis hingga tahun 2025.
Selain itu, impor sampah plastik dari luar negeri akan dilarang mulai tahun 2022.
Kementerian Lingkungan Alam Korea Selatan menargetkan sampah plastik akan berkurang 20 persen dan daur ulang sampah plastik akan naik menjadi 70 persen hingga tahun 2025.
Selain itu, kementerian berencana mengurangi 30 persen emisi gas rumah kaca dari plastik hingga tahun 2030 dan membuat masyarakat tanpa plastik dengan menggantikan plastik dari minyak dengan plastik bioteknologi hingga tahun 2050.