Korea Utara dilaporkan melanggar sanksi internasional dengan mempertahankan dan mengembangkan program persenjataan nuklir dan rudal balistik pada tahun lalu.
 
Berdasarkan kantor berita Inggris, Reuters pada hari Senin (08/02/21) waktu setempat, laporan yang diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB oleh panel pakar komite sanksi untuk Korea Utara menyatakan bahwa Korea Utara memproduksi bahan fisil, mempertahankan fasilitas nuklir, dan menyempurnakan fasilitas untuk rudal balistik.
 
Laporan itu juga menyatakan bahwa Korea Utara terus mencoba membeli bahan dan teknologi untuk program nuklir dari luar negeri. 

Korea Utara tidak melakukan uji coba nuklir dan rudal pada tahun lalu, tetapi mengumumkan pengembangan rudal balistik baru dan senjata nuklir strategis.

Laporan itu menganalisis bahwa Korea Utara meretas lembaga keuangan dan tempat transaksi mata uang virtual dan menggunakan dana yang dicurinya untuk mengembangkan nuklir dan rudal.

Panel pakar tersebut memperhitungkan penghasilan dari kegiatan peretasan itu mencapai 316,4 juta dolar AS mulai tahun 2019 hingga November 2020.

Reuters menambahkan bahwa Duta Besar Korea Utara untuk PBB menolak permintaan untuk mengonfirmasi isi dari laporan tersebut.