Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) secara resmi mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah meluncurkan rudal jarak dekat pada akhir pekan lalu.
Pejabat tinggi AS menyatakan, Korea Utara telah menembakkan dua rudal jarak pendek akhir minggu lalu, dan hal tersebut merupakan praktek uji coba biasa yang dilakukan negara komunis itu.
Ia melanjutkan, militer AS selalu dalam kondisi kesiap siagaan tinggi dan tidak akan melawan segala jenis uji coba Korea Utara secara terbuka.
Dalam pengarahan pada hari Selasa (23/03 21) waktu setempat, ia menuturkan bahwa peluncuran rudal tersebut termasuk kegiatan normal Korea Utara dalam kondisi militer yang tegang, sehingga dianggap tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikat Bangsa-Bangsa.
Reuters mengutip pernyataan Presiden AS Joe Biden yang dibuat dalam pertemuan dengan para wartawan, bahwa uji coba rudal jarak pendek tersebut menunjukkan kalau rezim Korea Utara tidak berubah.
Kepala Staf Gabungan (JCS) memperkirakan bahwa rudal yang diluncurkan Korea Utara tersebut bukan rudal balistik.
Korea Selatan dan AS telah melakukan latihan militer gabungan dengan simulasi komputer sejak 8 hingga 18 Maret lalu, namun Korea Utara mengkritiknya sebelum latihan itu dimulai.
Adapun pembahasan kebijakan pemerintahan Biden terhadap Korea Utara diketahui hampir selesai, dan menurut seorang pejabat tinggi AS, keputusan itu akan diambil dalam rapat kepala keamanan Korea Selatan, AS, dan Jepang minggu depan.