Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan pada hari Kamis (25/04) bahwa AS akan memberikan tanggapan yang sesuai, apabila Korea Utara terus meningkatkan ketegangan. 

Biden membuat pernyataan tersebut dalam jumpa pers resmi pertamanya sejak menjabat sebagai presiden pada tanggal 20 Januari lalu.

Ditanya mengenai uji coba misil Korea Utara terbaru, Biden mengatakan Resolusi 1718 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah dilanggar dengan uji coba misil tersebut.

Korea Utara melakukan uji penembakan yang tampaknya merupakan misil balistik jarak pendek ke Laut Timur pada hari Kamis (25/03). Dalam resolusi DK PBB, Pyongyang dilarang melakukan uji coba misil balistik jenis apapun.

Biden mengungkapkan AS sedang berkonsultasi bersama para sekutu dan mitranya, dan akan "menanggapi jika Korea Utara memilih untuk meningkatkan (ketegangan)".

Ditambahkannya, dia siap untuk melakukan diplomasi, namun diplomasi "harus dilanjutkan berdasarkan hasil akhir denuklirisasi".

Dikutip dari Reuters, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan pada hari Kamis (25/03) bahwa AS "mengutuk peluncuran misil balistik Korea Utara yang membuat ketidakstabilan".

Dikatakannya juga bahwa program nuklir dan misil balistik Korea Utara merupakan ancaman serius terhadap perdamaian internasional dan keamanan, serta merusak perjanjian non-proliferasi global.