Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menempatkan Korea Selatan dalam daftar negara-negara yang diawasi terkait praktik mata uang.
Dalam laporan semi-tahunan pertamanya kepada Kongres AS di bawah pemerintahan Biden yang diserahkan pada hari Jumat (16/04), departemen itu juga menempatkan 10 negara lainnya dalam daftar tersebut, termasuk China, Jepang dan Jerman.
Negara-negara dalam daftar ini akan diawasi secara ketat oleh AS, namun tidak akan mengalami kerugian apapun.
Bloomberg News mengatakan bahwa pemerintahan Biden meletakkan label manipulator mata uang pada bagian akhir laporan tersebut sebagai tanda pendekatan yang kurang konfrontatif terhadap kebijakan mata uang internasional. Hal ini dilakukan karena dipercayai bahwa penunjukan manipulator yang dilakukan di era Trump memiliki dampak yang kecil dan meningkatkan kekhawatiran yang dipolitisasi.
Dalam laporan terbaru ini, AS meninjau 20 mitra dagang utamanya dalam tiga kriteria selama periode 12 bulan. Ketiga kriteria tersebut adalah pembelian bersih mata uang asing yang mencapai total setidaknya 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), surplus neraca berjalan yang setidaknya 2 persen dari PDB dan surplus perdagangan bilateral dengan AS yang setidaknya tercatat sebesar 20 miliar dolar AS.