Sebuah laporan terbaru menunjukkan adanya kemungkinan besar uang yang terkumpul dari tabungan rumah tangga nantinya akan muncul sebagai konsumsi 'balasan' karena kegiatan konsumsi tahun lalu tertunda akibat pandemi COVID-19.
Konsumsi balasan mengacu pada konsumsi yang ditangguhkan dan kemudian dilanjutkan.
Tim peneliti di Bank Sentral Korea (BOK) menganalisis hal tersebut dalam sebuah laporan bertajuk 'Memeriksa kemungkinan konsumsi yang terpendam (pent-up) di masa mendatang' pada hari Senin (26/04).
Tim peneliti menjelaskan bahwa tidak seperti krisis keuangan sebelumnya, krisis COVID-19 memicu tersendatnya konsumsi yang lebih besar dibandingkan tingkat kemerosotan pertumbuhan ekonomi.
Rasio pertumbuhan konsumsi pribadi di tahun lalu tercatat -4,9 persen, turun secara signifikan dibanding penurunan tingkat pertumbuhan PDB riil Korea Selatan yang tercatat sebesar -1,0%.
Menurutnya, sejalan dengan aturan jaga jarak sosial, sektor layanan dengan tatap muka mengalami penurunan 7,4 persen dari setahun lalu, dan konsumsi pakaian dan sepatu juga turun 9 persen, sementara konsumsi barang mahal yang tahan lama, seperti mobil dan alat elektronik melonjak tajam sebesar 11,4 persen.
Oleh karenanya, diperkirakan jika penyebaran COVID-19 mereda dan pendapatan serta kondisi lapangan kerja pulih, maka terdapat pula kemungkinan pemulihan konsumsi yang selama ini tertahan.
Diharapkan bahwa pencegahan laju penularan COVID-19 dan peningkatan tingkat distribusi vaksin akan berdampak besar pada normalisasi konsumsi.