Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyatakan bahwa pihaknya berupaya untuk menyelesaikan masalah reuni keluarga terpisah antara anggota keluarga di Korea Utara dan keturunan Korea di AS.
Dalam rapat dengar pendapat perlemen di Majelis Rendah AS hari Senin (07/06) waktu setempat, Blinken mengatakan dia cukup memahami rasa sakit hati dari para anggota keluarga terpisah, dan berupaya keras untuk memecahkan masalah tersebut.
Ditambahkan pula, dia berjanji untuk berusaha keras karena hal itu adalah tantangan yang tidak mudah, dan belum dapat dipastikan untuk mendapat janji serupa dari Korea Utara.
Rancangan reuni keluarga terpisah telah diusulkan pada tahun 2019 dan diloloskan di Majelis Rendah AS pada tahun lalu, namun gagal lolos di Majelis Tinggi pada tahun yang sama.
Korea Selatan dan Korea Utara telah melakukan acara reuni keluarga terpisah secara langsung sebanyak 20 kali dan acara secara virtual sebanyak 7 kali, namun acara reuni keluarga terpisah untuk warga keturunan Korea di AS belum pernah digelar.
Sementara itu, sehubungan dengan jabatan Utusan Khusus AS untuk Hak Asasi Manusia Korea Utara yang masih kosong, Blinken menyatakan bahwa pihaknya akan mengangkat seseorang, namun proses pemeriksaannya membutuhkan waktu.
Ditambahkan pula, saat waktu pengangkatannya telah pasti, dia akan membagikan informasi tersebut, namun saat ini pihaknya hanya berfokus pada proses pemeriksaan.
Jabatan Utusan Khusus AS untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Korea Utara telah kosong sejak bulan Januari 2017, setelah pemerintahaan Donald Trump diluncurkan.
Pemerintahan Joe Biden menaruh perhatian pada masalah HAM Korea Utara, sehingga telah beberapa kali menyatakan akan mengisi kekosongan jabatan tersebut.