Kapal pemecah es satu-satunya milik Korea Selatan, Araon, melanjutkan penelitian di Kutub Utara yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19.
Institut Penelitian Kutub Korea Selatan (KOPRI) menyatakan kapal Araon pada hari Kamis (01/07) telah berangkat dari Pelabuhan Gwangyang untuk melakukan pelayaran ke Kutub Utara selama 85 hari.
Sebelum memasuki Kutub Utara, kapal Araon akan dipasangi dengan peralatan observasi perubahan udara dan laut di Laut Bering. Data-data yang dikumpulkan akan disampaikan ke KOPRI melalui satelit komunikasi untuk dimanfaatkan dalam penelitian yang sedang diadakan di Korea Selatan.
Kemudian, tim peneliti dalam kapal Araon melacak perubahan ekologi laut akibat pemanasan global di laut sekitar Makarov dan melakukan penelitian dasar untuk pelestarian sumber daya laut.
Tugas tim peneliti itu akan selesai setelah mengeksplorasi dasar Laut Chukchi dan Laut Siberia Timur dan melaporkan pengeluaran gas metana yang diketahui menyebabkan pemanasan global.
Pelayaran itu diikuti oleh sebanyak 83 orang awak kapal dan peneliti KOPRI, serta 61 orang dari mereka telah mendapat suntikan vaksin COVID-19 dan lainnya telah menyelesaikan karantina.