Beberapa kelompok sipil menggelar aksi unjuk rasa di Jerman, menandai peringatan 30 tahun kesaksian publik pertama dilakukan mengenai perbudakan syahwat terhadap para wanita yang dilakukan oleh Jepang di masa Perang Dunia II.
Pada tanggal 14 Agustus 1991, seorang korban warga Korea, Kim Hak-sun, pertama kali berbicara mengenai kekejaman masa perang Jepang, yang kemudian memunculkan ratusan kesaksian lainnya dari korban lain di berbagai negara di Asia dan Belanda.
Sekitar 50 orang perwakilan kelompok-kelompok sipil tersebut, termasuk Korea Verband, berkumpul di Berlin pada hari Sabtu (07/08), menuduh Jepang berusaha menutupi kesaksian para korban dan menyesatkan publik.
Kelompok-kelompok itu menyerukan upaya berkelanjutan untuk mematahkan kebungkaman, mengatakan bahwa Tokyo belum memberikan permintaan maaf yang memadai ataupun kompensasi bagi para korban.