Korea Utara menyatakan penentangan dan kecaman keras atas latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) selama dua hari berturut-turut.
 
Kepala Badan Intelijen Nasional Korea Utara Kim Yong-chol membuat pernyataan melalui Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) pada hari Rabu (11/08) bahwa pemerintah Korea Selatan membuang peluang untuk mengubah kondisi hubungan antar-Korea, kemudian melakukan tindakan tidak masuk akal dengan memulai latihan perang pada hari Selasa (10/08).

Dia memperingatkan bahwa pihaknya akan membuat Korea Selatan sadar bahwa pihaknya akan menghadapi krisis keamanan yang luar biasa karena pilihannya yang salah tersebut.

Kim menegaskan Korea Selatan meniadakan kesempatan untuk perbaikan hubungan antar-Korea dan membalas kebaikan Korea Utara dengan perbuatan bermusuhan, sehingga Korea Utara akan melakukan hal yang harus dilakukannya tanpa henti.

Terhadap Amerika Serikat (AS), Kim mengklaim bahwa tidak ada pilihan lain bagi Korea Utara karena Korea Selatan dan AS telah memilih pertentangan dengan Korea Utara.

Wakil Direktur Pertama Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara Kim Yo-jong juga  mengkritik pelaksanaan latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) melalui sebuah pernyataan pada hari Selasa (10/08) kemarin.

Sementara itu, otoritas militer Korea Selatan dan AS telah memulai agenda latihan militer gabungan mulai hari Selasa (10/08).

Berhubungan dengan serangkaian hal tersebut, Korea Utara sejak hari Selasa (10/08) sore telah berhenti melakukan komunikasi rutin lewat jalur komunikasi antar-Korea yang sempat diaktifkan kembali setelah 13 bulan.