Pemerintah Korea Selatan akan menggelar upacara secara virtual pada hari Sabtu (14/08) dalam rangka peringatan tahunan Hari Peringatan Internasional Wanita Perbudakan Syahwat untuk mengenang para korban perbudakan syahwat Jepang di masa perang.
Tahun ini menandai peringatan ke-30 tahun mendiang Kim Hak-sun pertama kali membuat kesaksian publik mengenai pengoperasian rumah bordil oleh militer Jepang di masa Perang Dunia II pada tanggal 14 Agustus 1991. Kim adalah korban dalam kekejian tersebut yang pertama kali membuat kesaksian publik.
Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga mengatakan bahwa upacara virtual tersebut akan dimulai pada pukul 11.00 waktu Korea untuk merefleksikan perkembangan yang telah dibuat selama 30 tahun dan menyampaikan sebuah pesan partisipasi dan solidaritas.
Menteri Kesetaraan Gender Chung Young-ae mengunjungi taman peringatan di pusat kota Cheonan, di mana 56 korban termasuk Kim disemayamkan, untuk merekam sebuah pidato yang akan diputarkan dalam upacara pada hari Sabtu (13/08) besok.
Menyangkut penyangkalan Jepang terhadap kekejian dan pendistorsian sejarah yang terus dilakukan, Chung berjanji untuk meluncurkan proyek peringatan, dokumen-dokumen arsip dan kesaksian melalui sebuah pusat penelitian, dan membuat materi pendidikan multimedia dan berbasis kecerdasan buatan.
Presiden Moon Jae-in juga menyiapkan sebuah pesan video untuk mengungkapkan rasa hormatnya pada devosi para korban untuk menciptakan dunia yang lebih baik, dan menjanjikan upaya pemerintah dalam penyelesaian isu yang berfokus pada korban.