Serikat pekerja medis dan kesehatan, yang sedang melakukan perundingan dengan pemerintah terkait isu penambahan tenaga kerja, menyatakan rencana aksi mogok kerja telah 90 persen disepakati dalam pemungutan suara yang diikuti oleh 82 persen anggotanya.

Serikat itu dalam jumpa pers pada hari Jumat (27/08) mengumumkan aksi mogok kerja akan dilakukan mulai tanggal 2 September pukul 07.00.

Dikatakannya, pemungutan suara tersebut dilakukan di 136 fasilitas medis pada tanggal 18-26 September dan 45.891 dari 56.091 anggota serikat berpartisipasi dalam pemungutan suara tersebut. Hasil pemungutan suara itu menunjukkan 41.191 atau 89,76 persen menyetujui aksi mogok kerja.

Serikat itu menyatakan bahwa pihaknya akan memulai aksi mogok kerja mulai tanggal 2 September, jika pemerintah tidak memberikan solusi nyata mengenai permintaan mereka untuk penambahan tenaga kerja hingga tanggal 1 September.

Untuk mencegah penularan wabah, mereka akan melakukan aksi mogok kerja dengan mengenakan baju pelindung dan menempatkan sejumlah kecil tenaga medis untuk tugas yang berhubungan langsung dengan hidup, seperti di ruang gawat darurat dan lainnya.

Sebelumnya, serikat pekerja medis dan kesehatan bersama Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan telah melakukan perundingan selama 11 jam pada hari Kamis (26/08), namun tidak berhasil mencapai kesepakatan. 

Serikat itu meminta Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk melaksanakan langkah nyata menyelesaikan masalah penambahan tenaga kerja medis serta pengalokasian dana untuk memperluas perawatan kesehatan publik dan penanganan penyakit menular.